Bercerita Adaptif sebagai Media Komunikasi bagi Anak Autis di TK Tunas Bhakti Semarang

Abstrak

Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) sering menghadapi tantangan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Kesulitan ini dapat memengaruhi perkembangan bahasa, kemampuan bersosialisasi, serta kepercayaan diri anak. Pendekatan storytelling adaptif hadir sebagai alternatif yang menjanjikan dalam mendukung komunikasi anak ASD melalui metode yang disesuaikan dengan kebutuhan individual mereka. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menguji efektivitas pendekatan tersebut dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan bercerita anak-anak ASD di TK Tunas Bhakti. Program ini melibatkan tiga anak usia 6–7 tahun dan dilakukan dalam empat sesi storytelling dengan media yang bervariasi, seperti buah asli, video animasi, dan boneka tangan. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara pra dan pasca kegiatan, serta dokumentasi proses. Hasil menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada beberapa indikator: frekuensi inisiatif berbicara meningkat dari sangat jarang (0–1 kali/minggu) menjadi terjadi setiap hari; respons anak menjadi lebih relevan dan tepat waktu; serta kemampuan mengingat cerita berkembang dari narasi terputus-putus menjadi runtut dan lebih terstruktur. Anak juga menunjukkan peningkatan intonasi ekspresif, keterlibatan sosial dengan teman sebaya, dan rasa percaya diri saat berbicara. Pendekatan storytelling adaptif yang disesuaikan dengan kebutuhan sensori dan emosional anak terbukti efektif dalam meningkatkan komunikasi mereka. Temuan ini memperkuat potensi storytelling adaptif sebagai strategi edukatif dan psikososial dalam pendidikan inklusif anak usia dini. Implementasi mendatang diharapkan mencakup lebih banyak peserta dan durasi intervensi yang lebih panjang agar dampaknya lebih luas.