GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN IKTERIK PADA BAYI DI RUANG NICU RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM
Isi Artikel Utama
Abstrak
ABSTRAK
Ikterus atau jaundice merupakan perubahan warna menjadi kuning yang terjadi pada neonatus atau bayi baru lahir pada sklera mata, mukosa dan kulit karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Dampak dari faktor penyebab ikterus pada bayi adalah apabila kadar bilirubin meningkat secara berlebihan dan tidak dikeluarkan tubuh, bayi lebih berisiko menjadi tuli, terkena lumpuh otak (cerebral palsy), kerusakan otak (kernikterus) dan bahkan kematian. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ikterus bisa berasal dari faktor maternal, perinatal dan neonatal. Kejadian Ikterus neonatorum di Rumah Sakit Universitas Mataram menempati urutan kedua setelah BBLR. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran faktor penyebab kejadian ikterus pada bayi di Ruang NICU Rumah Sakit Universitas Mataram. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi adalah seluruh bayi dengan usia 0-28 hari dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini didapatkan faktor yang menyebabkan ikterus neonatorum pada faktor maternal dengan umur kehamilan aterm (<37 minggu) sebanyak (55,9%). Faktor perinatal yaitu jenis persalinan dilakukan dengan tindakan SC (Section Caesarea) sebanyak (58,8%). Faktor neonatal memiliki berat bayi lahir rendah (BBLR) (52,9%). Diharapkan orang tua dapat mengetahui tanda dan gejala sedini mungkin anak yang mengalami ikterus dan segera membawa ke fasilitas pelayanan Kesehatan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi ikterus.
Kata kunci : Ikterus, Maternal, Perinatal, Neonatal
Rincian Artikel
Bagian
Bagian Kebijakan
Referensi
Anggraini, H. (2014). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Pada Neonatal,STIKes Aisyah,Bandar Lampung.
Anwar, S. (2015). Deskripsi Penderita Ikterus Neonatorum di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat .
Asiyah, S. (2016). Gambaran Faktor Penyebab Ikterus Neonatorum Fisiologis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta . Doctorial dissertation Kebidanan.
Astuti, S. &. (2020). Gambaran Kejadian Ikterus. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Auliasari, N. A. (2019). Faktor Resiko Kejadian Ikterus Neonatorum. Pediomaternal Nursing Journal. Vol. 5 No. 2.
Biade D, W. T. (2018). Faktor Risiko Hiperbilirubinemia pada Bayi Lahir dari Ibu Diabetes Melitus. Sari Pediatri, 18(1):6.
Cholifah, D. a. (2017). Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Hiperbilirubinemia Di RS Muhammadiyah Gersik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
DPradita Dwi Sulistyani, a. M. (2020). Hubungan Jenis Persalinan Sectio Caesarea Dengan Ejadian Ikterus Neonatorum Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2018. skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Edward, Z. d. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Rumah Sakit Budi Kemuliaan . zona kedokteran vol. 12. No. 1.
Elvira, V. A. (2020). Gambaran Hubungan Usia Gestasi Dengan Kejadian . Jurnal Kesehatan Siliwangi.
Faiqah, S. (2014). Hubungan Usia Gestasi Dan Jenis Persalinan Dengan Kadar Bilirubinemia Pada Bayi Ikterus Di RSUP NTB Jurnal Kesehatan Prima, Volume : 8, No.2.
Fatriani, R. (2020). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir . Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung,, Volume VIII, No. 1.
Harjanto, A. &. (2015). Korelasi Antara Pemakaian Oksitoksin Drip Pada Ibu Dengan Angka Kejadian Hiperbilirubinemia Neonatal. Jurnal Agromed Unila, Vol. 2. No. 3.
Hartati, d. (2022). Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Fisiologis. Jurnal Kesehatan, 449-454.
Kosim, S. (2017). Buku Ajar Neonatologi. Edisi 3. Cetakan 3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Kurniati, A. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di RSUD Martapura Oku Timur Tahun 2022. Diakses 23 oktober 2022.
Lestari, S. (2017). Hubungan Berat Badan Lahir Bayi Dan Usia Kehamilan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di RSUD Sleman. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Manggiasih, A. V. (2016). Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media.
Marmi, S. S. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Martiza, L. J. (2016). Buku Ajar Gastroentologi Dan Enterohepatologi. Jakarta: IDAI.
Mathindas, e. a. (2013). Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Jurnal Biomedik. Volume 5, Nomor 1.
Mendri, &. P. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit dan Bayi Risiko Tinggi (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka Baru.
Merianti, L. (2022). Faktor Determinan Kejadian Ikterik Neonatorum. Community of Publishing in Nursing (COPING).
Ndaru Puspita. (2018). Pengaruh Berat Badan Lahir Rendah Terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum Di Sidoarjo. Jurnal Berkala Epidemiologi. Volume 6 Nomor 2.
NTB, P. K. (2018). Dinas Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2018. https://dinkes.ntbprov.go.id/profil-kesehatan/diakses 22 juli 2022.
Nurlathifah, N. Y. (2021). Hubungan Frekuensi Pemberian ASI Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Jurnal Medika Hutama, 2(2), 764–770.
Nursalam. (2017). Konsep & Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Padoman Skripsi,Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P. (2018). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Pratika, V. E. (2020). Gambaran Hubungan Usia Gestasi Dengan Kejadian Ikterus Pada Neonatus. Journal Kesehatan Siliwangi,, 1(1), 106–115.
Pratiwi, G. N. (2021). Kejadian Hiperbilirubin Bayi Baru Lahir di RS Swasta Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa.
Putri, S. D. ((2016)). Hubungan BBLR Dan Asfiksia Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum. Jurnal Obstretika Scientia. 4(2), 508–520.
Rahmadani, E. &. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSU UMMI. SEHATRAKYAT (Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Ridha, H. N. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. .
Rini, K. (2016). Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Ikterus Neonatorum Fisiologi Di Ruang Cendrawasih RSUD Dr Soetomo th 2013.
Rohsiswatmo, &. A. (2018). Hiperbilirubinemia Pada Neonatus >35 Minggu Di Indonesia; Pemeriksaan Dan Tatalaksana Terkini. Sari Pediatri . Vol 20, No 2.
Sari, E. A. (2021). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Rs Permata Bunda Malang. Ovary Midwifery Journal vol 3. no 1.
Sritamaja, I. K. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Bayi Hiperbilirubinemia Dengan Masalah Keperawatan Ikterik Neonatus di Ruang NICU RSUD Mangusada Badung Tahun 2018. .
Sulistyani, P. D. (2020). Hubungan Jenis Persalinan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum di RS Muhammadiyah Yokyakarta tahun 2018.
Susanti, S. d. (2022). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Pada Neonatus. Jurnal Keperawatan Medika.
Tazami, R. (2013). Gambaran Faktor Resiko Ikterus Neonatorum Pada Neonatus di Ruang Perinatologi RSUD Raden Matter Jambi tahun 2013. Jambi Medical Journal, 1 (1), 70853.
Tim Pokja, S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Utami, T. R. (2020). Rasio Prevalensi Prematuritas Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018-2020 ). (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Widiawati, S. (2017). Hubungan Sepsis Neonatorum , BBLR Dan Asfiksia Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir. Ris Inf Kesehatan, 6.
Wijaya, F. A. (2019). Faktor Risiko Kejadian Hiperbilirubinemia Pada Neonatus Di Ruang Perinatologi RSUD Wangaya Kota Denpasar. Medicina, 50.
Yanto, A. R. (2018). Decreased The Risk of Hyperbilirubinemia Incidence With The Initiation of Early Breastfeeding. Media Keperawatan Indonesia, . 1(2), 25.
Yasadipura, C. C. (2020). Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) dengan kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus di RSUD Wangaya ,. Bali , Indonesia, 11(3), 1277–1281.
Yuliana, F. H. ((2018)). Hubungan Frekuensi Pemberian Asi Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017. . Dinamika Kesehatan,, 9, 526–534.
Yuliawati, D. &. (2018). Gambaran Faktor Resiko Ikterus Neonatorum Pada Neonatus di RSUD Kabupaten Kediri. Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan),, 8(2),220-225.
Yuliawati, D. d. (2018). Hubungan Faktor Perinatal dan Neonatal terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum.Jurnal Ners dan Kebidanan. Vol. 5 No.2.
Isi Artikel Utama
Abstrak
ABSTRAK
Ikterus atau jaundice merupakan perubahan warna menjadi kuning yang terjadi pada neonatus atau bayi baru lahir pada sklera mata, mukosa dan kulit karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Dampak dari faktor penyebab ikterus pada bayi adalah apabila kadar bilirubin meningkat secara berlebihan dan tidak dikeluarkan tubuh, bayi lebih berisiko menjadi tuli, terkena lumpuh otak (cerebral palsy), kerusakan otak (kernikterus) dan bahkan kematian. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ikterus bisa berasal dari faktor maternal, perinatal dan neonatal. Kejadian Ikterus neonatorum di Rumah Sakit Universitas Mataram menempati urutan kedua setelah BBLR. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran faktor penyebab kejadian ikterus pada bayi di Ruang NICU Rumah Sakit Universitas Mataram. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi adalah seluruh bayi dengan usia 0-28 hari dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini didapatkan faktor yang menyebabkan ikterus neonatorum pada faktor maternal dengan umur kehamilan aterm (<37 minggu) sebanyak (55,9%). Faktor perinatal yaitu jenis persalinan dilakukan dengan tindakan SC (Section Caesarea) sebanyak (58,8%). Faktor neonatal memiliki berat bayi lahir rendah (BBLR) (52,9%). Diharapkan orang tua dapat mengetahui tanda dan gejala sedini mungkin anak yang mengalami ikterus dan segera membawa ke fasilitas pelayanan Kesehatan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi ikterus.
Kata kunci : Ikterus, Maternal, Perinatal, Neonatal
Rincian Artikel
Referensi
Anggraini, H. (2014). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Pada Neonatal,STIKes Aisyah,Bandar Lampung.
Anwar, S. (2015). Deskripsi Penderita Ikterus Neonatorum di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat .
Asiyah, S. (2016). Gambaran Faktor Penyebab Ikterus Neonatorum Fisiologis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta . Doctorial dissertation Kebidanan.
Astuti, S. &. (2020). Gambaran Kejadian Ikterus. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Auliasari, N. A. (2019). Faktor Resiko Kejadian Ikterus Neonatorum. Pediomaternal Nursing Journal. Vol. 5 No. 2.
Biade D, W. T. (2018). Faktor Risiko Hiperbilirubinemia pada Bayi Lahir dari Ibu Diabetes Melitus. Sari Pediatri, 18(1):6.
Cholifah, D. a. (2017). Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Hiperbilirubinemia Di RS Muhammadiyah Gersik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
DPradita Dwi Sulistyani, a. M. (2020). Hubungan Jenis Persalinan Sectio Caesarea Dengan Ejadian Ikterus Neonatorum Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2018. skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Edward, Z. d. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Rumah Sakit Budi Kemuliaan . zona kedokteran vol. 12. No. 1.
Elvira, V. A. (2020). Gambaran Hubungan Usia Gestasi Dengan Kejadian . Jurnal Kesehatan Siliwangi.
Faiqah, S. (2014). Hubungan Usia Gestasi Dan Jenis Persalinan Dengan Kadar Bilirubinemia Pada Bayi Ikterus Di RSUP NTB Jurnal Kesehatan Prima, Volume : 8, No.2.
Fatriani, R. (2020). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir . Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung,, Volume VIII, No. 1.
Harjanto, A. &. (2015). Korelasi Antara Pemakaian Oksitoksin Drip Pada Ibu Dengan Angka Kejadian Hiperbilirubinemia Neonatal. Jurnal Agromed Unila, Vol. 2. No. 3.
Hartati, d. (2022). Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Fisiologis. Jurnal Kesehatan, 449-454.
Kosim, S. (2017). Buku Ajar Neonatologi. Edisi 3. Cetakan 3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Kurniati, A. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di RSUD Martapura Oku Timur Tahun 2022. Diakses 23 oktober 2022.
Lestari, S. (2017). Hubungan Berat Badan Lahir Bayi Dan Usia Kehamilan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di RSUD Sleman. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Manggiasih, A. V. (2016). Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media.
Marmi, S. S. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Martiza, L. J. (2016). Buku Ajar Gastroentologi Dan Enterohepatologi. Jakarta: IDAI.
Mathindas, e. a. (2013). Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Jurnal Biomedik. Volume 5, Nomor 1.
Mendri, &. P. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit dan Bayi Risiko Tinggi (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka Baru.
Merianti, L. (2022). Faktor Determinan Kejadian Ikterik Neonatorum. Community of Publishing in Nursing (COPING).
Ndaru Puspita. (2018). Pengaruh Berat Badan Lahir Rendah Terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum Di Sidoarjo. Jurnal Berkala Epidemiologi. Volume 6 Nomor 2.
NTB, P. K. (2018). Dinas Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2018. https://dinkes.ntbprov.go.id/profil-kesehatan/diakses 22 juli 2022.
Nurlathifah, N. Y. (2021). Hubungan Frekuensi Pemberian ASI Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Jurnal Medika Hutama, 2(2), 764–770.
Nursalam. (2017). Konsep & Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Padoman Skripsi,Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P. (2018). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Pratika, V. E. (2020). Gambaran Hubungan Usia Gestasi Dengan Kejadian Ikterus Pada Neonatus. Journal Kesehatan Siliwangi,, 1(1), 106–115.
Pratiwi, G. N. (2021). Kejadian Hiperbilirubin Bayi Baru Lahir di RS Swasta Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa.
Putri, S. D. ((2016)). Hubungan BBLR Dan Asfiksia Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum. Jurnal Obstretika Scientia. 4(2), 508–520.
Rahmadani, E. &. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSU UMMI. SEHATRAKYAT (Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Ridha, H. N. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. .
Rini, K. (2016). Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Ikterus Neonatorum Fisiologi Di Ruang Cendrawasih RSUD Dr Soetomo th 2013.
Rohsiswatmo, &. A. (2018). Hiperbilirubinemia Pada Neonatus >35 Minggu Di Indonesia; Pemeriksaan Dan Tatalaksana Terkini. Sari Pediatri . Vol 20, No 2.
Sari, E. A. (2021). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Rs Permata Bunda Malang. Ovary Midwifery Journal vol 3. no 1.
Sritamaja, I. K. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Bayi Hiperbilirubinemia Dengan Masalah Keperawatan Ikterik Neonatus di Ruang NICU RSUD Mangusada Badung Tahun 2018. .
Sulistyani, P. D. (2020). Hubungan Jenis Persalinan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum di RS Muhammadiyah Yokyakarta tahun 2018.
Susanti, S. d. (2022). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Pada Neonatus. Jurnal Keperawatan Medika.
Tazami, R. (2013). Gambaran Faktor Resiko Ikterus Neonatorum Pada Neonatus di Ruang Perinatologi RSUD Raden Matter Jambi tahun 2013. Jambi Medical Journal, 1 (1), 70853.
Tim Pokja, S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Utami, T. R. (2020). Rasio Prevalensi Prematuritas Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018-2020 ). (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Widiawati, S. (2017). Hubungan Sepsis Neonatorum , BBLR Dan Asfiksia Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir. Ris Inf Kesehatan, 6.
Wijaya, F. A. (2019). Faktor Risiko Kejadian Hiperbilirubinemia Pada Neonatus Di Ruang Perinatologi RSUD Wangaya Kota Denpasar. Medicina, 50.
Yanto, A. R. (2018). Decreased The Risk of Hyperbilirubinemia Incidence With The Initiation of Early Breastfeeding. Media Keperawatan Indonesia, . 1(2), 25.
Yasadipura, C. C. (2020). Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) dengan kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus di RSUD Wangaya ,. Bali , Indonesia, 11(3), 1277–1281.
Yuliana, F. H. ((2018)). Hubungan Frekuensi Pemberian Asi Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017. . Dinamika Kesehatan,, 9, 526–534.
Yuliawati, D. &. (2018). Gambaran Faktor Resiko Ikterus Neonatorum Pada Neonatus di RSUD Kabupaten Kediri. Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan),, 8(2),220-225.
Yuliawati, D. d. (2018). Hubungan Faktor Perinatal dan Neonatal terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum.Jurnal Ners dan Kebidanan. Vol. 5 No.2.